Tragedi Syukuran Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Polda Jabar Periksa 11 Saksi

Polda Jabar Periksa 11 Saksi Tragedi Syukuran Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Bandung Fakta Presisi - Dalam kasus tragedi pernikahan anak Dedi Mulyadi Gubernur Jawa barat Kepolisian Daerah Jawa Barat telah memeriksa 11 saksi terkait tragedi yang terjadi dalam syukuran pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra (anak Gubernur Dedi Mulyadi) dan Putri Karlina (Wakil Bupati Garut). Pemeriksaan berlangsung pada Senin, 21 Juli 2025. Tragedi tersebut mengakibatkan tiga korban jiwa, dua warga sipil dan satu anggota kepolisian akibat terinjak injak kerumunan warga.
 
Adapun kronologi Pesta Rakyat Berujung Maut di Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Pesta rakyat di pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi itu dibanjiri oleh warga yang ingin menikmati sajian hiburan dan hidangan gratis. Pesta rakyat pernikahan Putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut di gedung Pendopo Garut, Jawa Barat, 18 Juli 2025 yang mengakibatkan tiga orang dilaporkan tewas dalam kericuhan di salah satu kegiatan pernikahan putra Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlin. Peristiwa ini terjadi saat kedua mempelai memberikan hiburan dan makanan gratis untuk rakyat di Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025.

Dua dari tiga korban merupakan warga sipil dan satu korban lainnya dari anggota kepolisian. Ketiga korban tewas diduga karena terinjak-injak saat pintu masuk lokasi acara dibuka. Pesta rakyat di pernikahan anak Gubernur Jawa Barat itu dibanjiri oleh warga yang ingin menikmati sajian hiburan dan hidangan gratis.

Rizal, perwakilan penyelenggara acara mengatakan warga sudah membludak di pendopo bahkan sebelum acara dimulai. "Kegiatan seharusnya dimulai pukul 13.00, tapi dari sebelum (ibadah) Jumatan warga sudah memenuhi pagar pendopo," katanya kepada awak media,

Menurut dia, panitia penyelenggara acara telah menyiapkan antisipasi dengan mengerahkan sekitar 500 aparat kepolisian. Namun, ujar dia, ratusan aparat keamanan itu kewalahan menertibkan warga yang tak terhitung jumlahnya.

"Sehingga terjadilah peristiwa dorong mendorong," ucapnya. Kericuhan itu membuat warga yang ada di lokasi berdesak-desakan, hingga beberapa terinjak.

Dia berujar bahwa peristiwa ini tidak pernah ada dalam prediksi penyelenggara. "Ini musibah, kami memohon maaf," kata Rizal.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama

Terkini